Mau Rejeki Berlimpah? Jangan Kayak Orang Susah!

Loading...
Waktu jaman jahiliyah ketika banyak hutang, saya sering menunjukkan pada orang-orang kalau saya sedang susah. Bahkan ketika bertemu teman lama secara tidak sengaja, saya langsung curhat tentang kesusahan saya.
Ketemu orang baru pun saya tidak segan untuk curhat, apalagi kalau ketemu orang-orang yang sepertinya berduit. Intinya sih saya cari perhatian dan ingin dibantu.

Tetapi, sikap orang susah seperti itu ternyata tidak banyak membantu. Kalaupun ada satu dua orang yang iba, mereka tidak menolong dalam bentuk duit, tapi dalam bentuk ngajak kerjasama. Dan dalam kondisi seperti itu sering sekali saya dirangkul oleh orang MLM atau ditawari jadi agen asuransi. Tapi berhubung saya merasa tidak mampu untuk melakukannya, saya pun selalu menolak dan tetap hidup dalam kesusahan hingga bertahun-tahun lamanya.
Hingga suatu saat, ketika saya terpaksa memutuskan untuk menggadaikan laptop karena butuh uang, di tengah jalan saya bertemu dengan seorang teman kantor yang tidak saya sukai karena menurut saya orangnya belagu dan suka membully. Tapi waktu itu saya tidak bisa menghindar bertemu dengannya, dia pun bertanya, “Mau kemana?”
Entah kenapa saya malah pasang wajah muram dan berterus terang bilang, “Mau gadein laptop…”
Kemudian teman yang saya benci itu tiba-tiba menepuk bahu saya sambil berkata, “Jangan kayak orang susah…”
Seketika saya tertegun mendengar ucapannya, karena dia berbeda dengan biasanya, tidak terlihat tampang belagunya, saya malah merasa melihat wajah malaikat pada dirinya. Kata-katanya benar-benar jleb untuk saya sampai saya ingat terus.
Meskipun begitu saya pamit untuk melanjutkan perjalanan ke pegadaian, dan ternyata ditolak karena laptop saya sudah terlalu jadul modelnya untuk digadaikan. Walhasil saya gak jadi gadai laptop, dan cari hutang lain buat nutup kebutuhan yang mendesak.
Tak lama setelah itu, saat waktunya istirahat kantor, semua teman kerja sudah turun untuk makan, tetapi saya tidak ikut karena benar-benar tak punya uang sepeserpun, jadinya hanya bisa menahan lapar.
Kemudian seseorang yang kita sebut saja sebagai dia yang namanya tak boleh disebutkan heran melihat saya diam di kantor, dia pun bertanya:
“Lo gak makan Gun?”
Sebenarnya waktu itu mudah sekali untuk menjawab dengan keluhan, “Gak ada duit…”
Tapi entah kenapa saya hanya tersenyum dan menjawab, “Lagi diet…”.
Seingat saya, itulah pertama kalinya saya mengaplikasikan prinsip “Jangan kayak orang susah.”
Mendengar jawaban saya, Dia yang namanya tak boleh disebutkan pun tersenyum lalu turun menyusul teman-teman yang lain sedangkan saya menghabiskan waktu istirahat dengan browsing.
Secara tak disangka, ketika dia yang namanya tak boleh disebutkan itu kembali dari makan siang, tiba-tiba dia menaruh kantong kresek berisi nasi bungkus di meja saya sambil berkata, “Buat lo Gun…”
Saya terperangah, dalam hati sebenarnya ingin menangis, terharu karena punya teman yang baik yang paham kalau saya sedang berpura-pura baik-baik saja padahal sedang susah, tapi di sisi lain juga sedih, sebegitu susahnya kah saya sampai harus disumbang makanan?
Yang jelas saya merasakan hal tersebut sebagai keajaiban setelah mengaplikasikan prinsip “Jangan kayak orang susah.”
Sebelumnya, saking frustasinya butuh uang untuk nutup hutang, saya pernah nekad mencari pinjaman pada orang yang tidak saya kenal melalui forum-forum seperti kaskus, dll. Saya masuk ke sub forum tentang investasi di mana ada orang-orang yang mencari peluang untuk menginvestasikan uangnya. Lalu saya PM salah seorang yang kalau tidak salah waktu itu saya lihat dia membuka thread bahwa dia punya uang sekian ratus juta dan bingung mau bisnis apa.
Saya kirim message pada dia bahwa saya butuh pinjaman uang sekian puluh juta sambil meminta maaf karena lancang meminjam pada orang yang tak dikenal. Untungnya orang tersebut masih merespon dan menjawab pesan saya, tapi jawabannya adalah, “Sori, gak bisa bro…”
Malu rasanya kalau ingat lagi kejadian itu, kok bisa-bisanya saya kirim pesan ke orang yang tidak saya kenal untuk pinjam uang puluhan juta. Siapa juga yang mau bantu? Wkwkwk.
Di lain waktu, ketika uang saya tinggal sedikit lagi, saya terpikir untuk ngirit makan. Lalu saya membuat thread baru di sub forum masak-memasak, menanyakan menu apa yang mudah dibuat dan murah banget biayanya dan bisa untuk beberapa hari. Banyak yang memberikan saran, tetapi yang tidak saya sangka-sangka adalah ada yang kirim pesan pribadi ke saya menanyakan nomor rekening. Dia bilang tolong jangan lihat jumlahnya, dia mau transfer sekedarnya saja karena katanya dia juga pernah di posisi seperti saya yang kesulitan untuk makan.
Terharu saya mendapat inbox seperti itu padahal seingat saya di thread yang saya buat tidak saya tulis tentang kesulitan keuangan, tapi mungkin secara tersirat orang tersebut paham maksud saya. Karena itu meskipun malu menerimanya, tapi berhubung butuh saya pun berikan nomor rekening saya, dan dia ternyata benar-benar transfer sejumlah Rp.100.000. Jumlah yang lumayan untuk bisa bertahan makan selama beberapa hari.
Saya pun mengucapkan terima kasih pada orang yang tak saya kenal tersebut, apalagi di forum kami semua menggunakan nama samaran. Tapi saya doakan semoga rejeki orang tersebut makin berlimpah, dan semoga saat ini jika dia masih ada, semoga diberikan kesehatan, keselamatan, dan rejeki yang berlimpah.
Yang saya pelajari dari beberapa kejadian itu adalah, semakin saya bertingkah seperti orang susah, entah kenapa hidup terasa makin sulit. Tetapi ketika saya berusaha berhenti bersikap seperti orang susah, keajaiban demi keajaiban pun terjadi.
Karena itu prinsip tersebut sangat saya pegang sampai hari ini. Sebab dalam hidup yang up down ini, sekali waktu bisa saja kita dihadapkan dengan kesusahan, misalnya saat penghasilan drop karena bisnis sedang tidak bagus, minimal kita tidak mengeluh dan tetap bergerak melakukan yang terbaik untuk kembali menaikkan pendapatan.


“Jangan kayak orang susah…” adalah kalimat yang sederhana tapi makjleb bagi saya untuk keluar dari zona mental miskin dan mulai take action untuk mengubah hidup.
Mungkin secara logika tidak masuk akal apa hubungannya tidak bertingkah seperti orang susah dengan keberlimpahan. Tapi kalau saya sendiri merasakan manfaatnya.
Misalnya saat ada tawaran proyek dan terjadi tawar menawar biaya jasanya dan kebetulan saya sedang butuh uang banget, maka saya tetap tidak akan bergeming dengan penawaran terbaik saya tanpa menunjukkan pada pihak yang kasih proyek kalau saya sedang butuh dan sedang susah. Justru dengan tetap bersikap cool dan seolah tidak butuh proyeknya, saya malah sering dapat proyeknya. Mungkin karena pihak yang kasih proyek melihat saya nothing to loose seolah gak butuh proyeknya dan mereka yang butuh saya, padahal kalau mau jujur mah saya juga berharap banget dapat proyeknya tapi saya sembunyikan secara elegan wkwkwk.
Mengubah sikap terhadap keadaan susah mungkin tidak akan langsung mendatangkan keajaiban yang membuat hutang lunas seketika, tetapi percayalah, saya sudah buktikan bahwa langkah awal untuk keluar dari zona hidup susah adalah…”Jangan kayak orang susah!”
Ituh!
Sumber : http://mantabjiwah.com/jangan-kayak-orang-susah/
loading...
Loading...


EmoticonEmoticon