Loading...
Segala mimpi bisa diwujudkan dengan niat, doa dan kerja keras tanpa henti. Hal ini dibuktikan Srikanth Bolla, pria tuna netra 23 tahun yang kini menjadi CEO Bollant Industries di Hyderabad, India.
Sejak lahir, Srikanth hidup dengan kondisi tunanetra. Masyarakat sekitar mendorong orang tua Bolla agar membunuhnya karena ia dianggap bayi berdosa. Beruntung, ia memiliki orang tua yang teguh pada pendirian. Srikanth pun tetap dibesarkan seperti bayi pada umumnya.
“Saya beruntung. Orangtua saya tidak berpendidikan, tapi mereka tidak mendengar omongan orang-orang,” cerita Srikanth. “Mereka membesarkan saya dengan cinta dan perhatian. Orangtua saya adalah orang terkaya yang saya kenal.
Sayangnya, sindiran tidak hanya berasal dari lingkungan sekitar mereka. Saat di sekolah, pria ini sering mendapat diskriminasi. Latar belakangnya yang berasal dari keluarga petani miskin membuat Srikanth dikucilkan.
Akhirnya orangtua Srikanth menyadari anaknya tidak dapat disekolahkan di sekolah biasa. Mereka kemudian menempatkan Srikanth di sekolah luar biasa agar ia mendapat pengajaran yang pas.
Di tingkat SMP dan SMA, Srikanth mulai menunjukkan prestasinya. Dia dapat bermain catur dan kriket dengan baik. Ia juga mendapat kesempatan kerja dengan mantan Presiden India Dr. APJ Abdul Karim dalam The Lead India Project. Prestasi studinya ditunjukkan lewat kelulusan 90% di semua mata pelajaran.
Hambatan kembali muncul saat Srikanth ingin mengambil kuliah Science di India Institute of Technology (IIT). Guru sekolahnya menilai jurusan ini tidak cocok, karena anak-anak seperti dia hanya mampu belajar di bidang seni.
Srikanth berjuang dengan mempelajari materi science lewat audio books. Dia pun dapat menyelesaikan ujian dengan skor 98%. Tapi IIT dan beberapa kampus teknologi di India menolaknya dengan alasan fisik Srikanth yang tidak dapat melihat.
“Saya mendapat surat pernyataan yang menyebut karena saya buta, saya tidak dapat mengikuti ujian IIT. Kalau kampus IIT tidak menginginkan saya, saya pun tidak menginginkan kampus itu lagi,” tegas Srikanth.
Pria ini nekat mendaftar kuliah di empat kampus teknologi unggulan di Amerika Serikat, seperti MIT, Stanford, Berkeley dan Carneige Mellon. Enggak disangka, Srikanth mendapat beasiswa kuliah di Massachusetts Institute of Technology. Dia pun menjadi mahasiswa tunanetra internasional pertama yang kuliah di kampus ternama itu.
Setelah lulus kuliah, Srikanth melepaskan kesempatan kerja di Amerika. Dia memilih pulang ke India agar dapat memberdayakan orang-orang difabel seperti dirinya. Pria ini mengawalinya dengan membuka bimbingan pendidikan dan vokasi bagi 3000 siswa difabel.
Kemudian dia mendirikan Bollant Industry agar para penyandang disabilitas punya kesempatan kerja dan jaminan kesejahteraan seperti masyarakat umumnya. Saat ini hampir 70% pekerja industri milik Bollan merupakan kelompok difabel.
Dalam usahanya, dia dibantu guru sekolahnya yang kini menjadi co-founder Bollant Industry, Swarnalatha. Perempuan ini juga yang memberi banyak dukungan bagi Srikanth dalam meraih mimpinya.
Lewat perjalanan hidupnya, Srikanth menjadi inspirasi bagi banyak orang. Dia juga terus berusaha memaknai hidupnya agar bermanfaat bagi sesama.
“Ada tiga hal penting yang jadi pelajaran hidup saya. Pertama, sayangi orang lain. Kedua, sertakan orang lain dalam hidup kita, hilangkan kesendirian,” tegas Srikanth. “Ketiga, berbuat baiklah karena kebaikan itu akan berbalik pada kita.”
Sumber :https://netz.id/news/2017/12/25/00316/1004221217/sempat-dikucilkan-tunanetra-ini-sukses-jadi-ceo-perusahaan-ternama
loading...
Loading...
EmoticonEmoticon