Loading...
Di Jepang, saat sesi diskusi dengan para peserta seminar, para kenshusei (TKI magang) dan mahasiswa Indonesia di Jepang, ada sebuah pertanyaan menarik dari seorang kandidat doktor dari sebuah Universitas di Jepang.
Fokus pertanyaannya pada prospek pasar dari buah semangka berukuran ‘raksasa’ yang tengah ditelitinya. Raksasa, karena menurut penjelasannya, berat satu butir buah semangka bisa mencapai 15 kg.
Inilah bukti dunia pendidikan tinggi yang tidak menyerap aspirasi masyarakat. Para peneliti hanya sekedar menghabiskan budget dana penelitiannya saja.
Semangka berukuran raksasa hanya sekedar memenuhi hasrat penelitinya supaya bisa terkenal. Tapi apakah bermanfaat bagi masyarakat?
Turunlah ke bawah. Berdialoglah dengan masyarakat. Tangkap denyut nadinya. Jangan hanya menjadi sekedar menara gading atau mercu suar. Contoh soal semangka ini.
Masalah di masyarakat adalah bahwa semangka, dengan ukuran seperti sekarang, sudah menyulitkan. Apalagi dengan berat mencapai 15 kg ?
Keluarga kecil dengan satu dua orang anak (ciri keluarga modern sekarang ini), tentu tidak akan bisa menghabiskan satu butir semangka dalam sekali santap. Jadi, butuh tempat penyimpanan untuk semangka yang tersisa.
Padahal riset membuktikan bahwa semangka yang ditempatkan di lemari es, akan menurunkan kandungan nutrisinya. Di sisi lain, jika diletakkan dalam keadaan terbuka di suhu ruangan, semangka akan lebih cepat membusuk.
‘Jadi, wahai doktor goblxx. Coba arahkan penelitianmu untuk menemukan semangka berukuran kecil. Beratnya di bawah 1 kg, sehingga bisa dimakan dalam sekali santap oleh satu keluarga.’ Seketika ruangan penuh dengan gelak tawa …
Sumber : https://c.uctalks.ucweb.com/detail/0435dd7774614a85b2e8eea815e36291?uc_param_str=dnvebichfrmintcpwidsudsvnwpflameefut&stat_entry=personal&comment_stat=1loading...
Loading...
EmoticonEmoticon